Objek Wisata di Bali Desa Batukaang, Kintamani, Bangli - Desa Batukaang ini terletak di wilayah sekitar Kecamatan Kintamani, Kabupaten Daera...
Objek Wisata di Bali Desa Batukaang, Kintamani, Bangli - Desa Batukaang ini terletak di wilayah sekitar Kecamatan Kintamani, Kabupaten Daerah Tingkat II kota Bangli. Untuk menuju desa ini dari ibukota propinsi Bali Kota Denpasar dapat menempuh jarak sekitar 60 km dan jika ditempuh dari kota Bangli berjarak sekitar 35 km atau dari kecamatan Kintamani menuju Desa Batukaang hanya berjarak kurang lebih sekitar 18 km. Desa ini terletak pada ketinggian 1.150 m di atas permukaan laut sehingga membuat daerah ini termasuk dalam daerah yang sangat sejuk sama seperti di kawasan wisata Batur (Penelokan, Kintamani).
Sepanjang jalan menuju arah desa Batukaang jika anda tempuh dari kecamatan Kintamani, maka anda akan menyaksikan pemandangan alam dengan keindahan panoramanya yang sangat menawan dan mempesona. Di sepanjang jalan yang ada disana juga terdapat sebuah perkebunan kopi yang membentang sangat luas bagaikan permadani yang ada di kaki langit dengan gunung yang menjulang dengan berpayungkan awan. Hal ini dapat mengartikan bahwa kawasan tersebut memiliki kesuburan alam pegunungan.
Pada waktu tanaman kopi tersebut sudah mulai berbunga akan tercium bau semerbak harum mewangi dan menambah kesejukan serta kenyamanan saat anda sedang menempuh perjalanan menuju arah ke desa ini. Semua itu merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan yang sedang berkunjung ke Desa Batukaang.
Desa Batukaang merupakan sebuah daerah tujuan pariwisata yang menonjolkan panorama alam di sekitarnya dan juga seni budaya. Sebagai sebuah daerah yang menarik perhatian untuk setiap wisatawan yang datang, desa ini juga sudah mulai dikunjungi para wisatawan baik itu wisatawan dari mancanegara ataupun wisatawan dari nusantara. Di desa Batukaang juga sudah dilengkapi dengan sarana jalanan yang beraspal sehingga mudah untuk dilewati kendaraan beroda empat ataupun beroda dua.
Akan tetapi di desa ini masih belum dilengkapi dengan sarana-sarana penunjang pariwisata seperti akomodasi, rumah makan. Sebab desa Batukaang merupakan desa yang baru saja diperkenalkan menjadi salah satu inventarisasi objek wisata. Akan tetapi di desa ini sudah tersedia pelayanan kesehatan umum seperti puskesmas yang membantu untuk melayani masyarakat setempat. Di desa ini juga sudah dialiri oleh listrik dan sudah tersedia air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga desa dan sekitarnya.
Nama dari desa Batukaang memiliki sebuah arti yaitu desa tersebut terletak pada sebelah bukit yang berbatu. Di desa Batukaang banyak terdapat benda-benda peninggalan dari zaman purbakala berupa arca yang secara keseluruhan berjumlah 188 buah. Arca-arca tersebut sampai saat ini masih dikeramatkan oleh para penduduk setempat, dan benda-benda peninggalan tersebut disimpan di beberapa pura, seperti Pura Pusering Jagat, Pura Puseh Batan Tiing, Pura Puncak Sari, Pura Puseh Sangambu, dan Pura Sangambu.
Berdasarkan hasil penelitian dari Dinas Kebudayaan Propinsi Bali menyatakan bahwa benda-benda peninggalan dari zaman purbakala di desa Batukaang ini menganut sistem kepercayaan, dan merupakan sebuah perpaduan yang harmonis antara kepercayaan megalitik yang tertuju pada pemujaan roh nenek moyang dengan pemujaan kepada para dewa sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa. Setelah pengaruh agama Hindu masuk, barulah berdiri bangunan-bangunan suci seperti candi, meru, pura, dan lain sebagainya.
Seni budaya yang tumbuh dan berkembang di daerah desa Batukaang adalah kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun oleh warga masyarakat desa Batukaang Seni budaya dari masyarakat desa Batukaang masih mempunyai hubungan yang erat dan terkait dengan kegiatan upacara keagamaan sebagai pencetusan rasa bakti dan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Masyarakat yang ada di desa Batukaang mengungkapkan rasa bakti tersebut dengan bentuk seni Tari Pendet dan Tari Rejang. Desa Batukaang yang mempunyai keindahan panorama alam di sekitarnya dan juga dengan adanya benda-benda peninggalan sejarah zaman purbakala dulu serta didukung dengan seni budayanya, maka desa ini dapat diharapkan menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang akan diminati dan dikunjungi para wisatawan baik itu dari mancanegara ataupun nusantara.
Sepanjang jalan menuju arah desa Batukaang jika anda tempuh dari kecamatan Kintamani, maka anda akan menyaksikan pemandangan alam dengan keindahan panoramanya yang sangat menawan dan mempesona. Di sepanjang jalan yang ada disana juga terdapat sebuah perkebunan kopi yang membentang sangat luas bagaikan permadani yang ada di kaki langit dengan gunung yang menjulang dengan berpayungkan awan. Hal ini dapat mengartikan bahwa kawasan tersebut memiliki kesuburan alam pegunungan.
Pada waktu tanaman kopi tersebut sudah mulai berbunga akan tercium bau semerbak harum mewangi dan menambah kesejukan serta kenyamanan saat anda sedang menempuh perjalanan menuju arah ke desa ini. Semua itu merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan yang sedang berkunjung ke Desa Batukaang.
Desa Batukaang merupakan sebuah daerah tujuan pariwisata yang menonjolkan panorama alam di sekitarnya dan juga seni budaya. Sebagai sebuah daerah yang menarik perhatian untuk setiap wisatawan yang datang, desa ini juga sudah mulai dikunjungi para wisatawan baik itu wisatawan dari mancanegara ataupun wisatawan dari nusantara. Di desa Batukaang juga sudah dilengkapi dengan sarana jalanan yang beraspal sehingga mudah untuk dilewati kendaraan beroda empat ataupun beroda dua.
Akan tetapi di desa ini masih belum dilengkapi dengan sarana-sarana penunjang pariwisata seperti akomodasi, rumah makan. Sebab desa Batukaang merupakan desa yang baru saja diperkenalkan menjadi salah satu inventarisasi objek wisata. Akan tetapi di desa ini sudah tersedia pelayanan kesehatan umum seperti puskesmas yang membantu untuk melayani masyarakat setempat. Di desa ini juga sudah dialiri oleh listrik dan sudah tersedia air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga desa dan sekitarnya.
Nama dari desa Batukaang memiliki sebuah arti yaitu desa tersebut terletak pada sebelah bukit yang berbatu. Di desa Batukaang banyak terdapat benda-benda peninggalan dari zaman purbakala berupa arca yang secara keseluruhan berjumlah 188 buah. Arca-arca tersebut sampai saat ini masih dikeramatkan oleh para penduduk setempat, dan benda-benda peninggalan tersebut disimpan di beberapa pura, seperti Pura Pusering Jagat, Pura Puseh Batan Tiing, Pura Puncak Sari, Pura Puseh Sangambu, dan Pura Sangambu.
Berdasarkan hasil penelitian dari Dinas Kebudayaan Propinsi Bali menyatakan bahwa benda-benda peninggalan dari zaman purbakala di desa Batukaang ini menganut sistem kepercayaan, dan merupakan sebuah perpaduan yang harmonis antara kepercayaan megalitik yang tertuju pada pemujaan roh nenek moyang dengan pemujaan kepada para dewa sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa. Setelah pengaruh agama Hindu masuk, barulah berdiri bangunan-bangunan suci seperti candi, meru, pura, dan lain sebagainya.
Seni budaya yang tumbuh dan berkembang di daerah desa Batukaang adalah kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun oleh warga masyarakat desa Batukaang Seni budaya dari masyarakat desa Batukaang masih mempunyai hubungan yang erat dan terkait dengan kegiatan upacara keagamaan sebagai pencetusan rasa bakti dan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Masyarakat yang ada di desa Batukaang mengungkapkan rasa bakti tersebut dengan bentuk seni Tari Pendet dan Tari Rejang. Desa Batukaang yang mempunyai keindahan panorama alam di sekitarnya dan juga dengan adanya benda-benda peninggalan sejarah zaman purbakala dulu serta didukung dengan seni budayanya, maka desa ini dapat diharapkan menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang akan diminati dan dikunjungi para wisatawan baik itu dari mancanegara ataupun nusantara.