Selama beberapa dekade lokasi batu bertumpuk ini sering dihantam gempa. Namun tak sekalipun meobohkan batu-batu itu. Selama beberapa de...
Selama beberapa dekade lokasi batu bertumpuk ini sering dihantam gempa. Namun tak sekalipun meobohkan batu-batu itu. |
Selama beberapa dekade lokasi batu bertumpuk ini sering dihantam gempa. Namun tak sekalipun meobohkan batu-batu itu.Sebuah misteri batu berundak yang tetap kokoh berdiri meski dihantam gempa akhirnya terungkap. Batu tersebut terletak di dekat San Andreas dan San Jacinto, California, Amerika Serikat (AS).
Pertanyaan ini terus menggantung selama beberapa dekade di benak para ilmuwan. Batu-batu bertumpuk dekat dengan jalur patahan tersebut sudah diguncang berbagai macam gempa sejak tiga ribu tahun yang lalu.
Namun, sampai kini batu-batu tersebut tidak bergeser atau runtuh sekali pun.
Sampai akhirnya sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa jalur patahan di wilayah itu kemungkinan telah berinteraksi dengan jalur patahan di wilayah lain, sehingga gempa bumi seolah-olah melompati wilayah di mana batuan tersebut berdiri.
Jim Brune, dari University of Nevada, kepada BBC seperti dikutip Dailymail.co.uk, Rabu, 12 Agustus 2015 mengatakan dirinya telah menemukan bahwa dua patahan yang saling berdekatan 'berkomunikasi' satu sama lain.
Namun dia baru mengetahuinya setelah melakukan penelitian sejak tahun 1990.
Secara umum, batu bertumpuk tidak ditemukan dalam radius 15 km dari jalur patahan yang menjadi lokasi terjadinya gempa akibat pergeseran seismik dari lempek tektonik.
Brune menemukan sejumlah batu bertumpuk di radius 7-10 km dari jalur patahan di San Andreas dan San Jacinto.
Tim yang dipimpin Brune kemudian melakukan kalkulasi kekuatan efek gempa yang terjadi pada 1812 dan 1857. Menurut Brune, dua gempa tersebut seharusnya bisa menjatuhkan batu bertumpuk, namun hal itu tidak terjadi.
Sementara itu Lisa Grant Ludwig, dari University of California yang juga menulis penelitian ini, mengatakan ada 'kesimpulan tak terhindarkan' dalam penelitian ini yang menyebutkan bahwa goyangan tanah akibat gempa pasti lebih rendah yang seharusnya.
"Patahan San Andreas dan San Jacinto berdekatan, mereka terpisah sejauh 2 km. Melalui berbagai gempa dan studi model gempa dapat dilihat bahwa goncangan seolah-olah melompat wilayah tersebut saat terjadi gempa," kata Ludwig.
Ludwig menambahkan jalur patahan yang berdekatan dan interaksi antarpatahan itulah yang menjadi kunci untuk memahami fenomena kekuatan wilayah di mana batuan tersebut berada.
Fakta ini mengubah pemahaman ilmiah tentang gempa bumi sehingga otoritas California secara signifikan bisa menyusun ulang strategi penanganan gempa di wilayah tersebut.