UNTUK hanya sekedar melepas penat dari berbagai aktivitas yang menjemukan, rasanya enggak selalu harus pergi ke tempat wisata. Sobat Djad...
UNTUK hanya sekedar melepas penat dari berbagai aktivitas yang menjemukan, rasanya enggak selalu harus pergi ke tempat wisata. Sobat Djadoel bisa memanfaatkan ruang publik yang ada. Misalnya, pergi jalan-jalan berkeliling kota dengan sepeda atau hanya duduk-duduk sambil ngobrol di taman bersama kerabat. Hal ini juga yang sering dilakukan oleh masyarakat Purwakarta. Banyak di antara mereka yang melepas penat dengan hanya berkeliling di taman kota, salah satunya di Ruang Terbuka Hijau Situ Buleud.
'Situ Buleud', mungkin kalimat itu terdengar asing di beberapa telinga Sobat Djadoel yang belum mengetahuinya. Tapi, bagi masyarakat Purwakarta dan sekitarnya, Situ Buleud sudah menjadi salah satu objek wisata andalannya. Situ yang menjadi landmark Kabupaten Purwakarta ini teletak di jantung Kota Purwakarta, tepatnya di Jl. K.K. Singawinata, Kampung Situ, Desa Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta.
Mendengar namanya, mungkin banyak orang bertanya-tanya mengapa danau ini diberi nama ‘Situ Buleud’. Dalam bahasa Sunda ‘Situ’ berarti danau dan ‘Buleud’ berarti bundar, jadi Situ Buleud berarti Danau yang Bundar. Dan memang jika situ ini dilihat dari udara, bentuknya terlihat bundar seperti lapangan bola yang dikelilingi lintasan atletik.
Situ yang ditata secara apik ini sangat cocok jika digunakan sebagai tempat olah raga, karena di sekeliling situ ini sudah dilengkapi dengan jogging track. Jadi, kita bisa berolah raga sambil menikmati pemandangan situ yang sejuk. Di tengah situ yang telah dipagar serta dipenuhi pepohonan rindang ini terdapat bangunan air mancur yang sangat besar. Air mancur tersebut menambah keelokan situ sehingga sangat cocok untuk dijadikan tempat bersantai bersama handai tolan atau keluarga. Kalau yang memiliki hobi fotografi, rasanya wajib mengunjungi situ ini untuk hunting foto.
Jika dilihat dari sejarahnya, dulu situ ini merupakan tempat mandi atau berkubangnya hewan badak. Jadi tak heran jika saat ini ada beberapa patung badak menghiasi danau ini. Kemudian pada masa pemerintahan Belanda, danau ini ditata untuk dijadikan sebagai tempat beristirahat orang-orang Belanda sehabis pulang bekerja. Dan pada saat Ibu Kota Karawang pindah dari Wanayasa ke Sindangkasih, sekitar tahun 1830, situ ini dipercantik oleh R.A. Suriawinata, beliau juga merupakan perintis munculnya daerah Purwakarta.
Dulu, situ seluas 4 ha ini dibuat sebagai tempat penampungan air untuk berbagai keperluan masyarakat disekitarnya. Tapi seiring berkembangnya zaman, situ ini juga berfungsi sebagai tempat wisata bagi keluarga sekaligus sebagai ruang terbuka hijau Kota Purwakarta.
Selain Situ Buleud memiliki sejarah dan keindahannya yang menarik, situ ini juga terkenal dengan berbagai kisah mistiknya. Menurut cerita warga sekitar, danau ini selalu dijaga oleh sosok yang menyerupai barong dengan kepala naga yang besar. Dan konon katanya di atas danau ini terdapat istana megah yang tak bisa dilihat oleh orang biasa.
Terlepas benar atau tidaknya kisah mistik tersebut, tempat ini bisa dijadikan salah satu tujuan wisata bagi sobat djadoel semua. Selain tempatnya yang engak jauh dari pusat Kota Purwakarta, danau ini juga menawarkan berbagai hal menarik lainnya. Selamat bersantai, Sobat Djadoel.
WISATA SITU BULEUD DI PUWAKARTA
Apakah sobat ingin melihat air mancur terbesar di Indonesia? Atau sobat ingin melihat air mancur yang mirip dengan Wing Of Time di Singapura. Jika sobat ingin melihatnya maka sobat wajib mengunjungi Taman Sri Baduga Situ Buleud di Kabupaten Purwakarta, tempat yang diresmikan pada tanggal 27 desember 2014 ini sekarang menjadi ikon baru Purwakarta.
Taman Sri Baduga Situ Buleud terletak di jantung kota Purwakarta, tepatnya di Jl. K.K. Singawinata, Kampung Situ, Desa Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta.
Sejarah Situ Buleud
Situ dalam bahasa Indonesia berarti danau, sedangkan Buleud dalam bahasa Indonesia berarti bulat/bundar. Oleh karena itu kenapa danau ini dinamakan Situ Buleud, karena memang danau ini berbentuk bulat. Asal-usul Situ Buleud berkaitan erat dengan peristiwa perpindahan Ibukota Kabupaten Karawang dari Wanayasa ke Sindangkasih, dan sekitar tahun 1830 situ ini dipercantik oleh R.A. Suriawinata yang merupakan bupati pertama sekaligus pendiri Purwakarta.
Pada zaman dahulu Situ Buleud merupakan tempat “pangguyangan” (berkubang) hewan badak yang datang dari daerah Simpeureun dan Cikumpay. Badak-badak itu berkubang mengelilingi danau dan menjadikan danau itu buleud, oleh karena itu patung Badak Putih dibangun di Kawasan ini serta menjadi simbol dari tempat wisata ini.
Menikmati Suasana Situ Buleud
Air Mancur di Taman Sri Baduga dilengkapi dengan unsur light effect dan api di atas air, dengan variasi gerakan yang disesuaikan dengan hentakan irama musik. Jika hentakan cukup cepat, air mancur pun akan menari dengan cepat dan jika alunan musik lambat maka air mancur akan menari dengan gemulai. Jika sobat ingin melihat keindahan air mancur dengan keindahan light effectnya maka sebaiknya sobat berkunjung pada hari sabtu malam pada jam 20.00-22.00 WIB.
Di sekeliling Air Mancur terdapat jogging track serta pohon-pohon yang rindang, suasana asri sangat terasa dikawasan Situ Buleud. Selain menikmati Air Mancur serta suasananya yang asri, sobat juga bisa mengunjungi tempat bersejarah Gedung Kembar dan Karesidenan, alun-alun Kiansantang, dan Mesjid Agung yang terletak tidak jauh dari kawasan ini. Sobat juga bisa menikmati jajanan yang tersedia di area Taman Sri Baduga.
Jika sobat berkunjung ke Purwakarta maka jangan lewatkan untuk berkunjung ke landmarkKabupaten Purwakarta ini. Taman Sri Baduga Situ Buleud bisa sobat jadikan salah satu tujuan wisata sobat diakhir pekan…